Senin, 20 Maret 2017
masa perkembanga anak implikasinya ke dunia pendidikan
Pendidikan adalah proses pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar (Whiterington, 1982:10). Dari pengertian di atas terlihat adanya kaitan yang sangat kuat antara psikologi pendidikan dengan tindakan belajar. Jadi pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan. Namun perlu diperhatikan bahwa tidak semua orang dapat diperlakukan dengan porsi yang sama. Dengan adanya perbedaan rentang usia pastinya terdapat daya tampung ilmu yang berbeda-beda tiap rentangnya. Oleh sebab itu terbentuklah suatu jenjang pendidikan yang disesuaikan dengan usia dan kapasitasnya masing-masing. Adapun 4 jenjang pendidikan itu sendiri terdiri dari : PG/TK, SD, SMP, dan SMA.
1. MASA KANAK-KANAK AWAL (Pra sekolah 2-4 tahun/TK atau Playgroup 4-5,6 tahun)
Pada masa ini anak-anak memiliki tahap perkembangan dalam pendidikan sebagai berikut :
a) Belajar perbedaan dan aturan-aturan jenis kelamin.
b) Kontak perasaan dengan orang tua, keluarga dan orang lain.
c) Pembentukan pengertian sederhana, meliputi realitas fisik dan realitas sosial.
d) Belajar apa yg benar dan apa yg salah; perkembangan kata hati.
Metode Belajar yang Tepat untuk PG/TK
Anak-anak pada usia prasekolah memiliki cirri khas yaitu bermain. Metode pembelajaran melalui bermain adalah metode belajar yang paling tepat digunakan untuk PG/TK. Bermain merupakan aktivitas yang positif bagi anak, karena terkandung bermacam-macam fungsi dalam pengembangan kemampuan fisik, motorik, intelektual, bahasa, emosi, dan sosial.
Untuk mengembangkan stimulasi kreativitas pada anak, tenaga pendidik dapat memberikan waktu luang pada anak. Biarkan anak menggunakan imajinasinya untuk mengeksplorasi dunia kecilnya.
Untuk mengendalikan emosi anak, tenaga pendidik dapat membicarakan ketakutan anak itu, memberinya rasa aman, serta membantu anak dalam mengendalikan emosinya.
Untuk mengendalikan sosial anak, tenaga pendidik dapat melibatkan anak dalam suatu kelompok sehingga anak dapat berinteraksi dengan anak-anak lain, belajar bekerja sama, dan melatih kemampuan sosialnya dalam memahami apa yang benar dan apa yang salah serta memahami sudut pandang orang lain.
Untuk pemahaman gender, tenaga pendidik harus memberikan pendekatan kepada anak tentang perbedaan biologis anak perempuan dengan anak laki-laki.
Strategi pembelajaran untuk anak PG/TK
Tenaga pendidik dapat melakukan hal-hal di bawah ini dalam mengajar anak-anak.
• Belajar melalui bernyanyi, dengan bernyanyi dapat membantu mengembangkan rasa percaya diri pada anak, mengembangkan daya ingat anak, dan kemampuan bahasa anak.
• Belajar melalui bercerita, tenaga pendidik dapat memanfaatkan nilai-nilai positif dari cerita untuk mengembangkan pengetahuan sosial anak, menambah nilai moral dan pengalaman belajar untuk mendengarkan.
2. MASA KANAK-KANAK AKHIR
Metode Belajar Untuk Anak SD (Anak-AnakAkhir)
Berdasarkan perkembangan usia anak-anak akhir tersebut maka kita harus memilah metode mana saja yang tepat untuk usia 6-11 tahun tersebut, diantaranya :
• Metode “chungking”
Metode chungking adalah metode yang memudahkan siswa dalam mengingat sesuatu. Misalnya mengingat sederet kata: sapi, rumput, lapangan, tennis, air, anjing, danau. Dalam hal ini siswa bisa mempergunakan metode chunking untuk mengingat kata tersebut, yaitu : “SAPI terlihat makan RUMPUT disamping LAPANGAN TENIS. Setelah itu ia meminum AIR yang tidak jauh dari ANJING yang sedang memandang DANAU di seberang.”
Cara yang efektif dalam metode ini adalah banyak bertanya. Apabila guru sudah banyak memberikan instruksi kepada siswa untuk menghafal sesuatu, siswa harus diberi pertanyaan yang banyak terkait dengan materi yang dipelajari. Ini dilakukan untuk mengetahui letak kesulitan siswa dalam menghafal sehingga guru bisa langsung membantu permasalahannya tersebut.
• Metode Belajar Kolaboratif
Metode belajar kolaboratif ini adalah kegiatan belajar dimana siswa SD dibagi dalam beberapa kelompok dan bekerja sama dalam menyelesaikan masalah untuk menempuh suatu tujuan. Metode belajar kelompok ini juga bermanfaat dalam mengasah kemampuan sosial anak, bekerja sama dengan teman yang lain, dan menjadi pemimpin dalam sebuah kelompok. Metode ini dapat juga mengasah kemampuan komunikasi komunikatif anak.
• Metode Alat Peraga dan Contoh Konkret
Mengacu pada Piaget, bahwa anak usia 6-11 tahun berada dalam tahap operasional konkret bahwa anak akan menangkap objek secara nyata dan benda-benda konkret maka menggunakan alat peraga dan simbol adalah alat bantu yang baik untuk memahami materi pembelajaran yang disampaikan guru. Misalnya, dengan mempraktikkan gaya pegas dengan langsung membawa ketapel, atau menghitung penjumlahan dan pengurangan dengan sempoa.
3. REMAJA
Ciri-ciri Perkembangan Remaja
Perkembangan remaja terlihat dengan ciri-ciri sebagai berikut :
Perkembangan Biologis
Perubahan fisik seperti pubertas merupakan hasil aktifitas hormonal dibawah pengaruh sistem saraf pusat. Perubahan fisik yang sangat jelas tampak pada pertumbuhan peningkatan fisik dan pada penampakan serta perkembangan karakteristik seks sekunder.
Perkembangan Psikologis
Teori psikososial tradisional menganggap bahwa kritis perkembangan pada masa remaja menghasilkan terbentuknya identitas. Pada masa remaja mereka mulai melihat dirinya sebagai individu yang lain.
Perkembangan Kognitif
Berfikir kognitif mencapai puncaknya pada kemampuan berfikir abstrak. Remaja tidak lagi dibatasi dengan kenyataan dan aktual yang merupakan ciri periode konkret, remaja juga memerhatikan terhadap kemungkinan tentang hal yang akan terjadi. Proses berfikir sudah mampu mengoperasikan kaidah-kaidah logika formal (asosiasi,diferensiasi, komparasi, kausalitas) yang bersifat abstrak, meskipun relatif terbatas. Kecakapan dasar intelektual menjalani laju perkembangan yang terpesat dan cepat. Kecakapan dasar khusus (bakat) mulai menunjukkan kecenderungan-kecenderungan yang lebih jelas.
Perkembangan Moral
Adanya ambivalensi antara keinginan bebas dari dominasi pengaruh orang tua dengan kebutuhan dan bantuan dari orang tua. Dengan sikapnya dan cara berfikirnya yang kritis seorang remaja mulai mengiuji kaidah-kaidah atau sistem nilai etis dengan kenyataannya dalam perilaku sehari-hari oleh para pendukungnya.
Perkembangan Spiritual
Seorang remaja mampu memahami konsep abstrak dan menginterpirasikan analogi serta simbol-simbol. Mereka mampu berempati, berfilosofi, dan berfikir secara logis. Kemudian mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan mulai dipertakan secara kritis dan skeptis. Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari dilakukan atas pertimbangan adanya semacam tuntutan yang memaksa dari luar dirinya. Dan masih mencari dan mencoba menemukan pegangan hidup.
Perkembangan Sosial
Remaja harus mampu membebaskan diri mereka dari dominasi keluarga dan menetapkan sebuah identitas yang mandiri dari kewenangan keluarga. Masa remaja adalah masa dengan kemampuan bersosialisasi yang kuat terhadap teman dekat dan teman sebaya.
METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan model pembelajaran diatas, beberapa metode yang dapat digunakan adalah:
1) Diskusi
2) Eksperimen
3) Demonstrasi
4) Simulasi
Senin, 06 Maret 2017
Sabtu, 04 Maret 2017
bingkai berdebu
pecundang
iya..
benar, sebut saja diriku seperti itu
karna aku masih diam-diam mencintaimu
saat cerita kita sudah berakhir
saat kau sudah memutuskan untuk pergi
ingat cafe itu..
tempat dimana kau buat aku bahagia
untuk yang pertama kali
kau bilang kau takkan meninggalkan aku
tapi apa?
kau meninggalkan aku lagi
semua itu basi tau gak?
kayak makanan yg uda didiemi berhari-hari
kau tau?
aku ingin tertawa lepas
tapi aku belum menemukan hari dimana
aku bisa tertawa lepas saat bersamamu
tugas psikologi pendidikan
1.
Melihat anaknya selalu mendapatkan
nilai yang jelek dalam ulangan matematika, ayahnya membuat janji kepada anaknya
jika anak tersebut mendapatkan nilai yang bagus dalam ulangan matematika
selanjutnya maka ia akan mendapatkan tas baru. Ketika akan menghadapi ulangan
matematika anaknya belajar dengan tekun dan pada saat nilai ulangan dibagikan
anak tersebut berhasil mendapatkan nilai yang bagus sehingga anak tersebut mendapat
tas baru dari ayahnya.
2. Dian
adalah anak yang periang dan sangat suka sekali bermain. Suatu hari ibunya
memberi nasihat dan membuat janji pada Dian yaitu jika nilai Dian ada lima yang
mendapat nilai bagus maka dian mendapat ponsel baru. Sontak Dian belajar dengan
keras. Ketika pengumuman hasil studinya telah keluar dian tersenyum gembira
karena nilainya bagus semua.
3. Seorang
anak sangat malas sekali bangun pagi, ia selalu bangun kesiangan sehingga ia
selalu terburu-buru untuk berangkat ke kampus. Melihat kebiasaan anaknya
tersebut si ibu pun memberikan sebuah janji kepada anaknya apabila ia dapat
bangun lebih pagi dari biasanya maka uang saku nya akan ditambah oleh ibunya.
Dan benar saja keesokan harinya ia dapat
bangun lebih pagi dari hari-hari sebelumnya dan ia pun mendapatkan uang saku
lebih dari ibunya, dan akhirnya anak tersebut terbiasa untuk bangun pagi.
4. Ketika
kecil saya malas untuk berlatih menulis, suatu hari mama berkata akan
membatalkan niatnya untuk membelikan saya sepeda baru jika saya tidak bisa
menulis dengan lancar sejak saat itu, saya selalu berlatih menulis dengan
sangat giat.
Waktu saya kelas 3 SMA nilai saya
menurun karena kurang belajar. Orang tua saya pun marah kemudian mereka
menjanjikan jika saya lulus UN dengan
nilai yang tinggi maka saya akan diajak berlibur. Dari situ saya mulai rajin
belajar dan membahas soal-soal agar nilai saya tinggi. Dan hasil ujian saya pun
cukup memuaskan. Akhirnya saya pun diajak liburan oleh orang tua saya.
Contoh dari Teori Belajar Classical
Conditioning
1.
Saya merupakan pecinta kopi. Saya
menyukai segala jenis kopi. Setiap selesai meminum kopi yang menurut saya enak
saya akan mengeluarkan suara sendawa yang sangat besar. Suatu hari saya
mendengar dari paman saya bahwa ada satu jenis kopi yang sangat enak di kedai
kopi langganan paman saya. Setelah mendengar itu saya tertarik untuk mencoba
jenis kopi tersebut. Saya langsung pergi ke kedai kopi langganan paman saya
tersebut dan memesan jenis kopi yang dibilang paman saya. Setelah saya mencoba
kopi tersebut saya mengeluarkan suara sendawa yang sangat besar dan saya pun
menilai kopi tersebut itu enak.
2. Sewaktu
saya duduk dibangku SMP saya belum mengenal yang namanya Anime (cartoon
jepang). Namun, seketika itu saya yang sedang menonton Tv melihat salah satu film Anime tersebut dan mulai saat
itu saya menyukai Anime. Setiap kali melihat iklannya pasti saya langsung
senang dan tidak sabar menontonnya.
3. Saya
adalah seorang yang sangat geli sekali dengan anak kucing. Setiap kali melihat
anak kucing tubuh saya dengan refleks akan gemetaran. Pada suatu hari saya
bermain kerumah teman saya dan kebetulan teman saya ini hobi sekalimemelihara
anak kucing yang ketepatan pada saat itu kucingnya ada yang melahirkan. Tidak
sengaja saya meliha anak kucing itu, dan seperti biasanya tubuh saya langsung
gemetaran.
4. Ketika
masih SMA saya sering pulang lewat gang sepi ketika malam hari disertai rasa
takut. Ketika rasa takut saya mulai muncul saya akan berlari sambil berteriak
sekeras-kerasnya. Suatu hari saya mendengar suara langkah kaki seseorang
seperti sedang membuntuti saya. Rasa takut saya pun muncul lalu berlari sambil
berteriak sekeras-kerasnya.
5. Eza
sangat rajin untuk menggosok gigi sebelum tidur. Setelah selesai menggosok gigi
ia langsung pergi tidur. Suatu hari setelah menggosok giginya Eza memakan
kacang-kacangan sebelum tidur. Setelah selesai makan ia pun pergi ke kamar dan
tertidur.
Contoh dari Teori Belajar Kognitif
1
Pak Tambah guru geografi memberikan materi dan tugas untuk siswanya.
Dia menyuruh siswanya untuk mengumpulkkan tugas tersebut tepat waktu di pagi
hari. Hal tersebut dilakukan oleh pak tambah untuk mengetahui sejauh mana
siswanya disiplin dalam mengumpulkan tugas.
2
Seorang anak yang sedang belajar
mengemudi sepeda motor, ia hanya diberikan sebuah intruksi oleh ayahnya
bagaimana cara melajukan sepeda motor tersebut agar bisa jalan. Ia hanya
diberikan tahapan-tahapan nya saja setelah itu ia memikirkan sendiri cara-cara
mengemudi sepeda motor tersebut agar bisa jalan.
3
`Seorang dosen hanya menjelaskan
gambaran umum dari materi diferensial kemudian memberikan contoh-contoh soal
untuk dikerjakan oleh mahasiswa dalam kurun waktu tertentu. Setelah waktu yang
ditentukan habis, dosen mulai menunjuk beberapa mahasiswa untuk mengerjakan
soal di depan kelas. Dari proses tersebut dosen dapat menganalisis sejauh mana
kemampuan dari mahasiswa didiknya.
4
Seorang guru SD kelas satu mengajarkan
pengucapan huruf kepada siswa. Dalam prosesnya guru tersebut pertama-tama
menunjukkan huruf tersebut setelah itu mengucapkan huruf tersebut. Setelah itu
guru menunjuk salah seorang siswa menunjuk satu per satu siswanya.
5
Ketika saya masih duduk dibangku SMP
saya sangat susah sekali belajar fisika. Mengetahui hal tersebut guru saya
mencoba mengajari saya untuk berlajar fisika dengan mengajari saya memahami
teori-teori dasar terlebih dahulu. Setelah saya diajari teori dasar kemudian
guru saya memberikan contoh soal kepada saya dan memberikan batas waktu untuk
saya mengerjakan contoh soal tersebut. Setelah waktu pengerjaan contoh soal
habis guru saya meminta saya mengumpulkannya dan setelah itu guru saya
mengevaluasi hasil kerja saya.
6
Orang tua saya mengajarkan saya untuk
mengenal huruf huruf Al-quran. Kemudian saya pun mulai mengingatnya. Lalu orang
tua saya menyuruh saya untuk mencoba membaca Al-quran sepenuhnya. Saya pun
belajar membacanya . Hasilnya saya bisa membaca Al-quran walau tidak selancar
dan sebagus orang tua saya.
Langganan:
Postingan (Atom)