Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Sementara Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antarab dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datan.
Untuk mewujudkan hal ini seorang Konselor dalam hal ini Guru BK harus memiliki kemampuan dibidang ini dan memiliki materi yang cukup.
Pemberian
Layanan Bimbingan dan Konseling mahasiswa didesak oleh banyaknya problema yang
dihadapi oleh para mahasiswa dalam perkembangan studinya. Belajar di perguruan
tinggi memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dengan belajar di sekolah
lanjutan. Karakteristik utama dari studi pada tingkat ini adalah kemandirian,
baik dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan pemilihan progam studi,
maupun dalam pengelolaan dirinya sebagai mahasiswa.
Seorang mahasiswa telah dipandang cukup dewasa
untuk memilih dan menentukan program studi yang sesuai dengan bakat, minat, dan
cita-citanya. Mahasiswa juga dituntut untuk lebih banyak belajar sendiri, tanpa
banyak diatur, diawasi,dan dikendalikan oleh dosen-dosennya. Dalam mengelola
hidupnya mahasiswa dipandang telah cukup dewasa untuk dapat mengatur
kehidupannya sendiri. Umumnya mereka juga telah berkeluarga dan mempunyai anak.
Motivasi mencari ilmu di sekolah menurun dan yang
menjadi jujugan untuk membangkitkan motivasi peserta didik yang menurun setelah
liburan sekolah ini adalah guru
Bimbingan dan Konseling (BK).Membangkitkan
motivasi peserta didik bukan perkara sepele. Bahkan beberapa teman guru BK
berkeluh kesah saat memberikan bimbingan klasikal di kelas dengan materi
motivasi belajar. Salah satu keluh kesahnya yakni banyak peserta didik yang tak
memerhatikan bahkan cenderung acuh tak acuh dengan materi yang disampaikan
guru.
Materi bimbingan diberikan ke peserta didik dengan
menyampaikan kutipan motivasi dari buku Lembar Kerja Siswa (LKS) BK.
Penyampaiannya menggunakan metode ceramah dan peserta didik disuruh
memerhatikan materi yang ada di LKS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar