INTELIGENSI
Inteligensi
adalah salah satu milik kita yang paling brharga, ttapi orang cerdas sekalipun
tidak sepakat apa itu intelignsi. Berbeda dengan berat dan tinggi badan dan
usia, inteligensi tidak bisa diukur scara langsung. Anda tidak bisa mengintip
kpala siswa anda untuk mngamati intelignsi yang ada di dalamnya. Kita hanya
bisa mengevaluasi inteligensi yang ada di dalamnya. Kita hanya bisa mengvaluasi
siswa lewat tindakan inteligeensi siswa. Kita banyak mengandalkan pada tes
inteligensi untuk memperkirakan
inteligensi siswa.
Bbrapa
pakar mendskripsikan intelignsi sebagai keahlian untuk memecahkan masalah. Yang
lainnya mendeskripsikannya sebagai kemampuan untuk bradaptasi dan belajar dari
pengalaman hidup sehari-hari. Dengan mengkombinasi ide-ide ini kita dapat
menyusun defenisi inteligensi yang cukup fair. Sebuah definisi inteligensi yang didasarkan pada teori vygotsky harus
juga memasukkan faktor kemampuan seseorang untuk menggunakan alat kebudayaan
dengan bantuan individu yang lebih ahli.
Minat
terhadap inteligensi sering kali difokuskan pada perbedaan individual dan
penilaian individual( kaufman & Lictenberger, 2002; Lubinski, 2000; Molfse
& Martin, 2001). Perbedaaan individual adalah cara dimana seseorang berbeda
satu sama lain dalam hal kepribadiannya dan dalam bidang-bidang lain, namun
inteligensilah yang paling banyak diberi perhatian dan paling banyak
dipakai untuk menarik kesimpulan tentang
perbeedaan kemampuan siswa.
Tes Inteligensi Individual
Robert
J. Sternberg mengingat saat dia kecil dia sangat takut mengikuti Tes IQ. Dia mengatakan
bahwa dia benar-benar menggigil ketakutan saat tes tiba. Bahkan sebagai seorang
dewasa, stenberg merasa malu jika ingat saat ia berada di grade enam dan
mengikuti tes IQ bersama pelajar dari grame lima. Sternberg akhirnya berhasil
mengikuti tes IQ . dia bukan hanya saja bisa menjalani tes secara baik, tetapi
pada usia 13 tahun dia menyusun sendiri ts IQ-nya dan mulai meenggunakannya
untuk mengtes siwa di kelasnya sampai kepala sekolah mengetahuinya dan
mengurnya.
Tes Binet
Pada
1904 Mnteri Pendidikan Prancis meminta psikolog Alerd Bint untuk menyusun
metode guna mengidentiikasikan anak-anak yang tidak mampu belajar di sekolah. Para
pejabat di sekolahan ingin mengurangi sekolah yang penuh sesak dengan cara
meemindahkan siswa yang kurang mampu belajar di sekolah umum ke sekolah khusus.
Tes
ini terdiri dari 30 pertanyaan, mulai dari kemampuan untuk mnyentuh telinga
hingga kemampuan untuk menggambar desain berdasarkan ingatan dan mendefinisakan
konsep abstrak. Binet mengembangkan konsep mental
age (MA) atau usia mental. Yakni mental perkembangan indivdu yang berkaitan
dengan perkembanganlain. Yaitu usia mental seseorang dibagi dngan usia mental
sama dengan usia kronologis, maka IQ orang itu adalah 100.
Ts
Bint direvisi berkali-kali disesuaikan dengan kemajuan dalam pemahan
inteligensi dan tes intelignsi. Rvisi-revisi ini disbut ts Stanford-Binet.(sbab
revisi itu dilakukan di Stanord University). Banyak orang dari usia berbeda dan
latar belakang yang beragam, peneliti menemukan bahwa tes pada Stanford Binet mendekati distribusi normal.
Skala Wechsler
skala
wechsler yang dikembangkan oleh David Wechsler. Selain menunjukkan tes secara
keseluruhan, skala wechsler juga menunjukkan IQ vrbal dan IQ kinerja. IQ vrbal
didasarkan pada nam subskala verbal, IQ kerja didasarkan pada lima subskala
kinerja.
Tes Individual versus Tes Kelompok
Seorang
psikolog memahami penelitian intelignsi individual sbagai interaksi antara
pemeriksa dan siswa. Selam pengujian, peneliti mngamati bagaimana laporan
disusun, minat dan perhatian siswa, apakah ada kecemasan dalam pengerjaan
tugas, dan tingkat toleransi siswa menghadapi rasa prustasi
Tes
kelompok lbih nyaman dan ekonomis ketimbang tes individual,namun juga ada
kekurangannya. Saat tes dilakukan pada suatu kelompok besar, pneliti tidak
dapat menyusun laporan individual, menntukan tingkat kcmasan siswa dan
sbagainya. Banyak siswa yang mengikuti
tes dalam kelompok bsar di sekolah, tetapi keputusan untuk menempatkan siswa
dalam kelas khusus anak berbakat, sebaiknya tidak didasarkan pada tes kelompok
saja. Dalam kasus seperti itu informasi relevan tentang kemanpuan siswa harus
diperoleh dngan cara selain menggunakan tes.
Teori Multiple Intligences
Pandangan Awal. Binet
dan Stern memfokuskan pada konsep inteligensi umum yang oleh Stern dinamakan
IQ. Wechsler percaya bahwa mungkin dan perlu untuk mendeskripsikan baik itu
inteligensi umum maupun inteligensi verbal.
Sejak
awal 1930-an L.L Thurstone(1938) mengatakan orang mempunyai tujuh kemampuan
intelektual spesifik, yang dinamakan kemampuan primer, pemahaman vrbal,
kemampuan angka, kefasihan kata, visualisasi spasial, memori asosiatif,
penalaran dan kcepatan persepsi.
Teori Triarkis Sternberg
Menurut
teori inteligensi triarkis dari Robrt J. Sternbrg(1998-2000), intlignsi muncul
dalam bentuk: analitas, kratif, dan praktis. Inteligensi analitas adalah
kemapuan untuk menganalisis, menilai, mengvaluasi, membandingkan, dan mempertentangkan.
Delapan Kerangka Pikiran Gardner
Kerangka
ini dideskripsikan bersama dengan contoh pekerjaan yang mereflekasikan kekuatan
masing-masing krangka(campbell, campbell & Dickinson, 1999)
1. Keahlian
vrbal
2. Keahlian
matematika
3. Keahlian
spasial
4. Keahlian
tubuh-kinesttik
5. Keahlian
musik
6. Kealian
intrapersonal
7. Keahlian
interpersonal
8. Keahlian
naturalis
Gardner
percaya bahwa masing-masing bentuk inteligensi dapat dihancurkan oleh pola
kerusakan otak tertentu. Yang bmasing-masing melibatkan keahlian kognitif yang
unik, dan masing- masing tamp-ak dalam cara unik baik di dalam diri orang
brbakat atau idiot yang mengalami retardasi mental tapi punya bakat hebat dalam
domain tertentu.
Proyek spektrum
Adalah
usaha inovatif yang dilakukan Gardner untuk menguji delapan inteligensi
anak-anak. Proyek ini diawali dengan id dasar bahwa setiap orang punya potensi
untuk mengembangkan kekuatan di satu atau dua daerah.
Kelas
ini memiliki banyak materi yang dapat menstimulasi berbagai intelignsi. Akan ttapi
, guru tidak berusaha merangsang inteligensi scara langsung dengan
mengelompokkan aktivitas yang sama yang dibri label “spasi” “verbal” dan
sebagainya. Kelas ini juga dapat mengungkapkan kemampuan yang biasanya tidak
tampak dalam kelas reguler